Disampaikan Dandim 0713 Brebes Letkol Infanteri Tentrem Basuki melalui Kasdim Mayor Infanteri Drs. Abdul Asis Lallo di lokasi penanaman, bahwa hutan mangrove merupakan salah satu ekosistem terpenting di kawasan pesisir, baik secara fisik, ekologi, sosial, dan ekonomi. Untul itu perlu aksi rehabilitasi atau restorasi sebagai edukasi kepada masyarakat.
Lanjutnya, penanaman ini merupakan lanjutan dari penananam 5 ribu batang pada pertengahan Maret 2023 lalu, yang merupakan penanaman serentak di seluruh pesisir kabupaten/kota di seluruh wilayah Indonesia.
Rehabilitasi hutan mangrove di pesisir ini merupakan program nasional bersama dalam upaya menahan laju abrasi di seluruh wilayah pesisir NKRI. Itu karena bakau merupakan tanggul alami penahan air laut penyebab abrasi saat terjadinya rob.
“Tidak semua pantai memiliki tetrafod atau beton pemecah ombak berkaki empat sehingga bakau sangat penting sebagai tanggul alami pemecah ombak untuk menahan laju abrasi setiap tahunnya,” tegasnya.
Selain mencegah abrasi, penanaman bakau juga diharapkan bisa mengurangi pemanasan global (paru-paru lingkungan), kemudian menjaga kelestarian keanekaragaman hayati, serta menambah keindahan obyek wisata pesisir pantai.
Pihaknya pun mengajak untuk terus melakukan upaya pemulihan lingkungan di pesisir Pantura karena Kabupaten Brebes mempunyai garis pantai sepanjang kurang lebih 60,74 kilometer yang membentang mulai dari ujung timur Kecamatan Brebes sampai dengan ujung barat Kecamatan Losari (perbatasan Cirebon).
“Tentunya yang paling penting selanjutnya adalah bagaimana memelihara apa yang telah ditanam, karena ini semua untuk menyelamatkan bumi demi anak cucu kelak serta meningkatkan kesejahtaraan ekonomi masyarakat di sekitar pantai,” tegasnya.
Untuk diketahui, abrasi di pesisir Parin telah merenggut tambak-tambak ikan, udang, dan rumput laut produktif milik para petani. Tambak-tambak itu kini sudah banyak yang hilang dan berubah menjadi pantai. (Aan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar