Sejumlah materi dasar kemiliteran diberikan kepada 169 peserta yang berasal dari 17 kecamatan di Kabupaten Brebes.
Disampaikan Pasiops Kodim 0713 Brebes Kapten Armed Jupriadi, bahwa selain materi PBB dasar, pihaknya juga memberikan materi wawasan kebangsaan dan bela negara kepada ibu-ibu calon Banser perempuan itu.
Untuk memupuk kebersamaan, pihaknya juga mengajarkan saat makan pagi, siang, dan sore, dilakukan secara bersama dimana salah satunya menggunakan daun pisang yang digelar.
“Di lingkungan masyarakat, ibu-ibu sangat rentan disusupi oleh paham radikalisme sehingga kegiatan seperti ini sangat baik untuk memberikan pemahaman dan membentengi mereka dari paham radikalisme,” sambungnya.
Pihaknya berharap para kader Garfa tersebut menjadi penyejuk atau peredam isu SARA, pemersatu bangsa, serta memelihara kerukunan antar umat beragama. Pasalnya, para pahlawan pendahulu berjuang merebut kemerdekaan dari tangan penjajah dengan dilandasi semangat Bhinneka Tunggal Ika dimana Pancasila sebagai satu-satunya ideologi bangsa.
Sementara disampaikan Nur Wahidah selaku Ketua PC Fatayat NU Kab Brebes dan juga ketua penyelenggara Garfa I, bahwa selain materi baris berbaris dan wawasan kebangsaan dari TNI, para peserta juga dibekali materi lalu-lintas dari Polres Brebes, kemudian penanggulangan bencana alam dari BPBD Brebes, P3K dari PMI Brebes, beladiri dari PC. Pagar Nusa IPSI Brebes, serta materi tambahan dari Banser Brebes.
“Tujuan utama pelatihan ini adalah untuk membentuk pasukan pengamanan kegiatan Fatayat NU termasuk pengawalan bu nyai, serta untuk membentengi diri dari paham radikalisme, sesuai dengan tema kegiatan yaitu Mencetak Kader Garfa yang militan, humanis, loyal, dan cinta NKRI,” tegasnya.
Dirinya berharap kedepan akan terpelihara kader perempuan muda NU yang tangguh yang mempunyai sikap militansi dan sigap mengemban tugas-tugas organisasi, mempunyai kepedulian sosial yang tinggi dan juga respon cepat terhadap berbagai problem sosial dan kemanusiaan yang terjadi di masyarakat.
“Maraknya aksi radikalisme dan terorisme yang menjadikan perempuan sebagai target utamanya maka Fatayat NU meresponnya dengan memberikan pelatihan keterampilan khusus bagi para kader untuk meminimalisir fenomena kekerasan itu,” tandasnya. (Aan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar